Marketing Editor's Choice Strategy

Honda Melesat dengan Mobilio

Honda Melesat dengan Mobilio

Pencapaian Honda Prospect Motor (HPM) tahun ini cukup fantastis. Semester pertama 2014, HPM membukukan penjualan 82.674 unit atau melonjak 168% dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu 49.342 unit. Itu artinya, Honda menduduki peringkat tiga penguasaan pasar roda empat di Indonesia. Market share Honda 12,9%, Daihatsu 14,84%, dan Toyota 34,87% (data Gabungan Industri Kendaran Bermotor Indonesia).

HondaJonfis

Biasanya, HPM hanya bertengger di posisi lima atau enam. Prestasi HPM tersebut tak lepas dari peran Jonfis Fandy, Direktur Marketing & After Sales Service HPM. Aneka strategi perusahaan, salah satunya marketing menjadi pemicu keberhasilan tersebut.

Contoh yang paling dekat adalah Honda Mobilio. Kendaraan kelas LMVP (low multi purpose vehicle) yang diluncurkan September 2013 lalu ini langsung mencatatkan penjualan fantastis. Mobilio berkontribusi sangat besar terhadap total penjualan HPM. Pada semester pertama 2014 saja, penjualannya sebesar 46.446 unit. Artinya, pangsa pasar Mobilio langsung menyodok di angka 23% untuk kelas LMVP.

Jonfis menuturkan kepada Sigit A. Nugroho dari SWA Online, bahwa sebelum mengeluarkan produk, selalu didahului riset mendalam. Seperti Mobilio. Pihaknya bahkan mensurvei garasi rumah di Indonesia. Menurut hasil survei, rata-rata panjang garasi tak lebih dari 4,5 meter. Makanya, panjang Mobilio hanya 4,4 meter. Dengan riset tersebut, HPM berhasil menohok pemain lain yang sudah lama menguasai pasar mobil di bawah harga Rp 200 juta.

“Kepuasan pelanggan yang paling penting. Kalau kita bisa berikan produk berkualitas, otomatis penjualan naik,” ujarnya seperti memberi bocoran strategi. Ditambah dengan pelayanan purna jual yang mumpuni dan aneka gimmick untuk memanjakan pelanggan.

Jonfis Fandy

Jonfis Fandy

Boleh jadi, Jonfis sangat paham seluk beluk industri otomotif di Indonesia. Dia telah paham benar bisnis proses industri ini. Maklum, karirnya di HPM dimulai dari bawah. Lulusan Manajemen, Universitas Tarumanagara ini bergabung sebagai trainee di HPM pada 16 April 1993.

Mulai karier dari pabrik, dia mempelajari tentang manufaktur, perakitan, pengontrol kualitas, kerjasama tim dan budaya kerja. Di sini dia merasa bisa belajar banyak hal. “Semua merupakan tantangan, sehingga saya harus belajar sepanjang waktu,” ujar Jonfis yang mengaku sering menambah kemampuan melalui literatur buku dan internet ini.

Pergelutannya di marketing berawal dari tahun 1996. Dari menjadi salesman hingga mencapai posisi manajer cabang di tahun yang sama. Dia mengaku mulai lebih banyak tahu tentang pemasaran produk, layanan purna jual, dan hal lain berkaitan pemasaran. “Biasanya seorang profesional kalau sudah mengetahui dasar-dasarnya, kita bisa mengembangkannya,”ujarnya. Lingkungan kerja dengan expatriate juga bisa dijadikan pelajaran. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved